Arti Sebuah Persahabatan
Aku, Farhan dan Yusril adalah tiga orang sahabat. Kami duduk di kelas IV SDN 2 Sukamaju. Hampir setiap hari kami bertiga selalu bersama-sama. Kebetulan rumah kami juga berdekatan, aku dan Farhan bersebelahan sedangkan Yusril berada di ujung jalan.
Suatu pagi ketika hendak berangkat sekolah seperti biasa, selalu menghampiriku di rumah. ”Ayo Jihad, kamu sudah siap?” tanya Farhan. “Sebentar ya...aku ambil sepedaku dulu.” jawab Jihad. Aku lari ke dalam rumah, tapi aku keluar dengan tangan hampa. “Lho... mana sepedamu?” tanya Farhan lagi. “Anu Han...aku lupa kalau ban sepedaku bocor, kemarin terkena paku.” jawabku. “Yah....bagaimana nih padahal kan sudah hampir jam 07.00 kalau ke bengkel kita akan terlambat !”kata Farhan. “ Sudahlah kamu berangkat saja dulu. Aku mau ke bengkel Pak Akhmad sebentar.”sahutku. Aku berjalan akan mengambil sepedaku. Tiba-tiba Farhan berteriak “Eh... Jihad tunggu!” “Ada apa ?” tanya Jihad.” Bagaimana kalau kamu bonceng sepedaku saja kita bawa sepedamu ke bengkel nanti setelah pulang sekolah setuju?” usul Farhan. “Beneran nih.....?” tanyaku.” Iya dong..... ayo kita berangkat!” ajak Farhan lagi. Akhirnya kami pun berangkat dengan berboncengan.
Dalam perjalanan, kami bertemu dengan Yusril. Yusril berkata “ Jihad kok kamu membonceng Farhan?” Farhan menjawab “Iya nich sepeda Jihad bocor.” Kemarin terkena paku, nanti sepulang sekolah baru di bawa ke bengkel pak Akhmad.”Oo... begitu,”kata Yusril. ”nanti saya ikut ya..setelah jadi kita main yuk...” ”Oke....” kataku dan Farhan.
Setelah jam 12.30, pelajaran pun selesai. Aku, Farhan dan Yusril pun pulang . Sesampainya di rumah Yusril, Yusril berkata,”Saya pulang dulu ya..., nanti setelah ganti baju, shalat dan makan siang saya akan ke rumah kalian.” Aku dan Farhan meneruskan perjalanan yang sebenarnya tidak jauh dari rumah Yusril. Akhirnya mereka sampai di rumahku, aku pun turun dari sepeda Farhan. “Terima kasih ya Farhan atas boncengannya.” kataku ”Oh ya sama-sama.”kata Farhan. “ Kitakan teman jadi harus saling membantu. ”Saya pulang dulu ya Had, nanti setelah ganti baju, shalat dan makan saya akan ke rumahmu lagi.”
Kira-kira jam 14.00, Farhan dan Yusril datang ke rumah Jihad. Setelah sampai, Farhan dan Yusril memanggil-manggil,”Jihad...Jihad...Jihad sambil berkata Assalamualaikum Jihad...” Jihad yang mendengar panggilan dua sahabatnya dari dalam rumah pun menjawab, ”Waalaikumumussalam, sebentar ya Had,Yus.” Tak lama kemudian aku keluar menemui mereka berdua. “Bagaimana, jadi ke bengkel Pak Akhmad?” kata Yusril. “Tentu donk” kataku. Kemudian aku mengambil sepeda yang bocor, sedangkan Farhan dan Yusril dengan sepedanya masing-masing. Mereka mengikuti di belakangku. Bengkel Pak Akhmad tempatnya setengah kilometer dari rumahku sehingga tidak lama kemudian mereka bertiga sampai di bengkel Pak Akhmad. “Kenapa sepedanya nak?” tanya Pak Akhmad dengan sopannya. “Ini pak, sepeda saya bocor, kemarin terkena paku.” jawabku. “Oh begitu, letakkan saja di situ,tunggu sebentar ya.Setelah bapak kerjakan 2 sepeda ini dulu.” Karena memang bengkel sepeda Pak Akhmad ramai sekali. Untungnya hari ini tidak seperti biasanya, sehingga antrinya hanya 2 sepeda. Kalau biasanya sampai banyak sekali. Karena memang bengkel Pak Akhmad terkenal bagus dan murah. Dan Pak Akhmad juga orangnya juga sopan, sabar dan baik lagi. Setelah menunggu beberapa saatakhirnya sepedaku mulai dikerjakan. Setelah dibuka ban dalamnya,ternyata pakunya masih menempel di ban dalamnya. Sehingga saat sepedanya jalan pakunya mengenai sebelahnya. Jadi bocornya tidak hanya satu, tapi ada empat tempat. “Wah ini bocornya banyak sekali nak, gimana nich?”kata Pak Akhmad. “Waduh gawat, bagaimana ya saya kira hanya bocor satu.”kataku. “Ini mau ditambal apa diganti ban dalamnya, kalau ditambal, banyak sekali.” “Tambal saja atau mau ganti ban dalamnya?”tanya Pak Akhmad. Aku bertanya, “Pak Akhmad kalau ganti ban dalam berapa ya?”. “Kalau yang bagus Rp 20.000, kalau yang biasa Rp 15.000” jawab Pak Akhmad. “Bagaimana ya, kebetulan saya hanya bawa uang Rp 5.000 karena biasanya menambal ban cuma Rp 3.000 dan masih sisa untuk jajan saat bermain.” “Dalam keadaan binggung, tahu-tahu Farhan berseru,”Had,sudah diganti saja.” Yusril juga berkata “Ya Had ganti saja .” “Tapi saya tidak punya uangnya, punya tapi masih kurang.” Kemudian Farhan berkata “Bagaimana kalau pinjam uangku dulu, kebetulan saya bawa Rp 5.000.” “Ya Had aku juga bawa Rp 5.000.”kata Yusril. Jadi kalau kita gabungkan uangnya pas Rp 15.000, bisa untuk beli ban dalam yang biasa,” kataku. Bagaimana dengan kalian, memangnya boleh?” tanyaku “Tentu saja boleh, kita kan sahabat jadi kita harus saling membantu kalau diantara kita ada yang kesulitan.” kata Yusril dan Farhan. “Terima kasih sekali kalau begitu, nanti kalau sudah sampai rumahku saya ganti ya?” “Sudah...santai saja yang penting sepedamu jadi.” Beberapa jam kemudian sepedaku pun selesai diperbaiki oleh Pak Akhmad. ”Sudah jadi sepedanya nak,” kata Pak Akhmad. “Oh ya pak, terima kasih, ini pak uangnya.” “Terima kasih juga ya nak.” kata Pak Akhmad.
“Kita mau main kemana nich?” kata Yusril, “Bagaimana kalau kita main ke lapangan bola. Letaknya kebetulan juga tidak jauh dari bengkel Pak Akhmad. Kira-kira 5 menit kalau naik sepeda. Setelah sampai di lapangan, ternyata di lapangan sudah banyak teman-teman yang lain yang datang lebih dulu. Kemudian mereka memanggil “Jihad,Farhan,Yusril ayo ke sini!” “Ayo kita bermain bola bersama.” Jihad,Farhan,Yusril menjawab “Oke! Aku siap.” Mereka pun bermain bola kurang lebih 1 jam. Setalah mereka cape, mereka pun beristirahat. ”Siapa ya yang membawa minum?”teriak Yusril. “Saya haus sekali,wah,tidak ada yang bawa minum ya?”kata mereka bersamaan. Bagaimana kalau ke rumahku?”kata Dodo. Dodo juga teman sekolah kami. Kami sama-sama anak kelas 4 SDN 2 Sukamaju, kebetulan rumah Dodo dekat lapangan. “Ayo... ke rumahku!”teriak Dodo. Setelah sampai, mereka pun minum sepuasnya sehingga hausnya pun hilang. “Ya sudah ya Do, terima kasih sekali atas minumnya,kita pulang dulu ya?”kataku dan teman-teman. “Oh ya.”kata Dodo. Akhirnya kami pun pulang ke rumah masing-masing.Yusril berkata “Saya masuk dulu ya? Apa mau mampir ke rumahku?” “Wah tidak usah,kapan-kapan saja ya, sudah sore.”kata Farhan. ”Yus ,maaf uangmu aku kembalikan besok ya?”kataku. “Gampang, tidak usah dipikirkan.”kata Yusril. Kemudian aku dan Farhan pulang. Sesampainya di rumahku, “Tunggu sebentar ya Han. Apa mau masuk?” tanya Jihad. “Tidak usah, di sini saja masih panas dan berkeringat nich. Di luar enak banyak angin.” Jawab Farhan. Aku pun masuk dan memanggil ibuku,bu...ibu...bu...bu...tapi tidak ada jawaban,pak...pak...pak...juga tidak ada jawaban. Oh ya aku baru ingat kalau ibu dan bapakku sore ini mau ke tempat Om Rendra karena anaknya sakit.Aku pun keluar menemui Farhan. Farhan,maaf ya saya lupa kalau ternyata bapak dan ibuku sedang ke rumahnya Om Rendra menjenguk anaknya yang sakit, jadi aku belum bisa mengembalikan uangmu. “Kalau besok sekalian di sekolah bagaimana Dod?” “Tidak apa-apa, besok juga boleh.” jawab Dodi.
Setelah adzan maghrib bapak, ibu dan aku pun melaksanakn sholat maghrib berjamaah di rumah. Karena aku anak tunggal jadi hanya berjamaah 3 orang. Setelah sholat maghrib selesai, kami pun makan malam,sambil makan bapak dan ibuku menceritakan keadaan anaknya Om Rendra yang sakit. Aku bertanya,”Memangnya si Topan anaknya Om Rendra sakit apa bu?” “Topan sakit demam berdarah, tapi alhamdulillah sekarang kondisinya sudah baik dan tidak lemas. Makanya kamu hati-hati Had, jaga kebersihan dan kesehatan supaya tidak terkena DBD.”jawab ibu. “Oh... ya bu, tadi sepedaku bocor,bocornya banyak sekali sampai empat lubang. Jadi tidak bisa ditambal, akhirnya diganti ban dalam yang baru.” “Kemudian tadi memakai uangnya siapa nak?”tanya ibu.”Tadi pinjam uangnya Yusril dan Farhan, masing-masing Rp 5000.” “Besok jangan lupa Had, kamu mengembalikan uangnya Yusril dan Farhan, karena teman-temanmu sudah membantu kamu. Ini uangnya Rp 10.000 ibu khawatir nanti kamu lupa.” pinta ibu. “Oh ya, terima kasih bu.” jawabku
Pagi harinya seperti biasa aku bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Aku bangun jam 05.00 kemudian mandi, shalat subuh berjamaah dengan bapak dan ibu. Setelah itu aku merapikan buku-buku pelajaran yang akan dibawa pagi ini. Tepat pukul 06.45 Farhan datang menghampiri, “Jihad...Jihad...Jihad ayo berangkat.”sapa Farhan. “Ya Han, aku juga dah siap.”jawabku. Aku pun keluar sambil membawa sepeda,”bu...pak saya berangkat sekolah dulu ya.”pamitku. “Hati-hati di jalan dan perhatikan pelajarannya ya!” kata ibu.
Kemudian aku dan Farhan berangkat sekolah naik sepeda masing-masing. Setelah melewati rumah Yusril, aku dan Farhan berteriak memanggil Yusril, “Yus...Yusril....ayo berangkat.” “Ayo” jawab Yusril. Yusril juga sudah siap dengan sepedanya di depan rumah. Tepat pukul 07.00, kami bertiga sampai di sekolah. Sebelum masuk, aku berkata, “Han,Yus ini aku kembalikan uang kalian kemarin,terima kasih sekali ya.” “Sama-sama” jawab Farhan dan Yusril. Kemudian bel berbunyi tanda murid mulai masuk. Semua murid SDN 2 Sukamaju mengikuti pelajaran dengan tertib, tenang dan semangat sampai jam pelajaran selesai.
Jam 13.00 WIB bunyi bel tanda pelajaran telah selesai. Semua murid keluar dari kelasnya masing-masing untuk pulang. Farhan,aku dan Yusril pulang dengan menaiki sepeda kami sendiri-sendiri.Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju dengan kencangnya. Sang sopir tidak memperhatikan kalau banyak anak-anak sekolah yang lewat. Kemudian mobil itu menabrak segerombolan anak sekolah, termasuk di dalamnya Farhan. Ketika kejadian, Yusril sempat berteriak,”Awas Han ada mobil!” Tapi karena kencangnya mobil, Farhan tidak bisa menghindar. Akhirnya Farhan pun tertabrak mobil. Sepedanya patah jadi dua dan Farhan mengalami luka-luka sampai pingsan. Yusril berteriak, “Had...Jihad,Farhan pingsan!” Aku dengan muka pucat dan khawatir sekali menghampiri Farhan. “Yus giman nih, Farhan darahnya banyak sekali yang keluar.”kataku. Yusril dengan keadaan bingung berusaha menghentikan laju sebuah mobil yang lewat di situ untuk meminta bantuan membawa Farhan ke rumah sakit.Yusril berkata, “Had... cepat kamu ke rumah Farhan dan beritahu orang tuanya kalau si Farhan mengalami kecelakaan.” Akhirnya Farhan dibawa ke rumah sakit sedangkan aku memberitahu ke orangtuanya.
Beberapa hari kemudian akhirnya Farhan pun sembuh dan dapat bermain bersama lagi.Itulah yang disebut arti sebuah persahabatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar